MUSEUM PROVINSI SUMATERA SELATAN "BALAPUTRA DEWA"
1. SARUNG SONGKET BERAKAM
Sarung songket,
berakam dengan lungsi sebagai benang dasar yang terbuat dari benang kapas
berwarna hitam serta dihiasi penuh
songketan benang perak dengan motif bunga sebagai motif utama serta disisipi
songket berakam motif bunga kecil yang menggunakan benang sutera warna-warni
(merah, kuning, oranye, merah jambu dan biru). Bagian atas dan bawah sarung
juga dipenuhi motif yang sama yang
terdiri dari ragam hias teretes, umpak ujung dan apit.
No Inventaris :
03.576
Ukuran :
Koleksi Museum
Provinsi Sumatra Selatan “Balaputra Dewa”
2.
KAIN
SONGKET PINGGIR PANGKENG
Kain songket pinggir pangkeng dengan lungsi
sebagai benang dasar yang terbuat dari benang kapas berwarna merah maron serta dihiasi penuh songketan benang emas
dengan motif bubur talam atau belah ketupat pada bagian tengah. Pada bagian
pinggir diberi motif geometris dan bunga. Digunakan sebagai hiasan pinggiran
pangkeng dan titian pengantin.
No Inventaris :
03.1555
Ukuran :
Koleksi
Museum Provinsi Sumatra Selatan “Balaputra Dewa”
3.
SELENDANG
PELANGI JUMPUTAN
Selendang pelangi jumputan terbuat dari bahan sutera, diberi hiasan khusus
di bagian tengah (bungo tengah) kain dengan motif kelopak kembang besar yang
berisikan tujuh titik, serta motif hias stilasi daun membentuk geometrik elips,
kembang kecil bertitik satu dan bentuk titik yang disusun secara teratur
sehingga membentuk belah ketupat atau segi empat. Selai itu juga terdapat motif
cucung atau terong dan garis bergelombang. Adapun yang terdapat pada selendang
ini antara lain merah, hijau dan putih sebagai warna
coletan ragam hias titik-titik. Sedangkan warna biru dan lila sebagai warna
dasar kain. Selendang ini biasanya dikenakan oleh Perempuan dewasa, khususnya dipakai saat mengikuti
berbagai kegiatan resmi, seperti pesta perkawinan, khitanan, dan syukuran
kelahiran anak. Selendang ini bisa diletakan pada bahu sebelah kanan atau
menutupi lingkar bahu belakang.
No Inventaris :
03.224
Ukuran :
Koleksi
Museum Provinsi Sumatra Selatan “Balaputra Dewa”
4.
BAHAN
SARUNG GEBENG
Bahan sarung gebeng merupakan salah satu kain tenun tradisional dari daerah
Ogan Ilir, yang dibuat dari benang sutera dan
pewarnaan dengan bahan alami seperti dari rendaman daun
pandan, mengkudu, manggis dan kunyit. Pada dasarnya motif sarung gebeng ini dengan
pola kotak-kotak yang di dalamnya diberi motif serampang dua belas, pucuk
rebung, mato pirik, dan tujuh motif atau motif lainnya. Dipergunakan untuk
pembuatan sarung pelengkap pakaian adat laki-laki.
No Inventaris :
03.224
Ukuran : P. 187
cm, L. 59 cm
Koleksi Museum
Provinsi Sumatra Selatan “Balaputra Dewa”
5. SELENDANG LIMAR SONGKET JANDA BERAES
Selendang limar songket janda beraes terbuat dari benang kapas dan sutera
sebagai dasar kain dengan warna merah, yang diberi ragam hias khusus pada pinggiran kain dari songketan benang
emas. Sedangkan bagian tengan kain
berisi motif bunga-bungaan yang tersusun dari benang pakan atau
benang lungsi yang dicelup pada bagian-¬bagian tetentu sebelum ditenun.
Selendang jenis ini digunakan oleh Perempuan yang telah menjadi janda, selain
itu juga digunakan oleh janda tersebut saat akan menikah lagi, sebagai pakaian pernikahan
dan sebagai penanda apakah mereka seorang gadis atau janda yang akan menikah.
No Inventaris :
03.646
Ukuran :
Koleksi Museum
Provinsi Sumatra Selatan “Balaputra Dewa”
6.
SELENDANG
SONGKET LEPUS
Selendang songket lepus dengan lungsi sebagai benang dasar yang
terbuat dari benang kapas berwarna merah
serta dihiasi penuh songketan benang emas dengan motif bunga mawar dalam bingkai
naga besaung atau naga bersarang. Selendang ini biasanya dikenakan oleh Perempuan dewasa, khususnya dipakai saat mengikuti
berbagai kegiatan resmi, seperti pesta perkawinan, khitanan, dan syukuran
kelahiran anak. Selendang ini bisa diletakan pada bahu sebelah kanan atau
menutupi lingkar bahu belakang.
No Inventaris :
03.46
Ukuran :
Koleksi Museum
Provinsi Sumatra Selatan “Balaputra Dewa”
Komentar
Posting Komentar