MUSEUM PROVINSI SUMATERA UTARA
1. GOBAR DEBATA
Gobar merupakan
istilah umum yang digunakan untuk wastra berkotak-kotak, gobar jenis debata
merupakan bagian dari tradisi Batak Karo, digunakan sebagai selendang pada
acara adat, kadang-kadang sebagai kain panjang, maupun sebagai hadiah yang
diberikan kepada mempelai laki-laki pada upacara pernikahannya.
No Inventaris :
03.2166
Ukuran : P. 200cm,
L.118 cm
Koleksi Museum
Provinsi Sumatera Utara
2. ULOS PINUNSAAN
Ulos Pinunsaan
terdiri dari lima panel yang ditenun secara terpisah, kemudian dijahit
bersama-sama untuk menghasilkan wastra/ kain yang besar. Bidang tengah dihiasi
dengan ikat lungsi yang diatur dalam beberapa lajur vertikal, sedangkan kedua
ujungnya dikerjakan dengan teknik pakan tambahan. Tiga lajur sempit yang
memisahkan bagian tengah dari kedua sisi ulos ditenun menggunakan teknik lungsi
tambahan.
No Inventaris :
03.2037
Ukuran : P. 205
cm, L. 120 cm
Koleksi Museum
Provinsi Sumatera Utara
3.
SADUM
Sadum adalah
selendang yang dibuat di daerah selatan Sumatera Utara. Berbeda dengan tenunan
berwarna biru dan coklat tua yang dibuat di daerah utara, Sadum ditandai dengan
adanya motif bunga berwarna-warni menggunakan teknik pakan tambahan dan sering
juga dilengkapi dengan jalur lebar tapestri di dekat ujungnya, serta lajur
lebar tenunan dari manik-manik putih di ujungnya. Sadum biasanya dibuat oleh
nenek untuk cucunya yang baru lahir.
No Inventaris : 03.1424
Ukuran : P. 192 cm, L. 59 cm
Koleksi Museum
Provinsi Sumatera Utara
4.
ULOS
Selendang dari
Sumatera Utara ini menampilkan pengaturan warna khas Tapanuli Utara berupa
warna biru mudah di bagian tengah kain diapit oleh biru yang lebih tua pada
sisinya, serta tradisi Tapanuli Selatan berupa taburan bunga berwarna cerah di
bagian tengah dengan lajur-lajur yang memiliki ragam hias berwarna-warni. Salah
satu lajur pada contoh ini berisi prasasti "HABONARONDOBONA".
No Inventaris :
03.1659
Ukuran : P. 178
cm, L. 68 cm
Koleksi Museum
Provinsi Sumatera Utara
Komentar
Posting Komentar