MUSEUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN "LAMBUNG MANGKURAT"

 1. KAKAMBAN PAMINTAN

Asal Kab. Sungai Tabukan Alabio, Kalimantan Selatan. Warna kuning memiliki makna khusus di Kalimantan Selatan, yaitu digunakan untuk menyembuhkan penyakit, namun seseorang harus percaya untuk disembuhkan. Wastra ini dibuat berdasarkan permintaan khusus oleh seorang tabib (belian) kepada pembuatnya untuk keperluan tertentu. Kata ‘pamintan’ berasal dari kata diminta.

No inventaris: 03.3613/7208

Ukuran : P.114cm, L68cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


2. KAIN SARUNG SOB’BE SUMELANG/SASIRANGAN

Bahan benang katun, teknik tenun, dekorasi songket, motif pohon, bunga mawar, geometris. Warna merah jingga, kuning, hijau, dan ungu. Digunakan untuk pakaian harian Suku Bugis di Pagstsn. Pembuatan ornamen teknik sisip pada permukaan saja (satu sisi/tidak tembus) cara ini disebut Sob’be Sumelang.

No inventaris: 03.395

Ukuran: P.96cm,L.80cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


3. KAIN PUNGLING

Kain pungling merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel). Secara umum, kain Pungling dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali plastik, dan selanjutnya dicelup. Proses ini mirip dengan teknik ikat atau pewarnaan dengan mengikat. Kain Pungling menghasilkan bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif. Salah satu corak yang banyak diminati adalah corak Sarigading. 

No Inventaris : E.03.4428

Ukuran :P.88cm,L.58cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


4. KAIN KERACUK

Kain keracuk adalah kain yang brasal dari daerah Kalimantan, Indonesia, lebih tepatnya kain ini terkait dengan suku Dayak yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan. Kain Keracuk memiliki motif-motif khas yang mencerminkan alam, budaya, dan kepercayaan suku Dayak. Motif-motif ini sering menggambarkan binatang, tumbuhan, serta simbol-simbol spiritual. Warna-warna yang digunakan pada Kain Keracuk juga memiliki makna. Misalnya, warna merah sering dikaitkan dengan keberanian dan semangat, sementara warna hitam dapat melambangkan kekuatan dan ketahanan.

 

No Inventaris  : 03.3611

Ukuran: P.230 cm, L.55cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


5. LIPO SOBE

Bahan benang sutera, dekorasi teknik sirang (ikat dan celup), motof bayam raja, warna kuning, ungu dan merah. Digunakan sebagai bahan untuk membuat pakaian wanita.

No Inventaris:03.5921

Ukuran: P.129 cm, L.94 cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


6. SARUNG SASIRANGAN

Selendang yang menawan ini dibuat dengan menggunakan ragam hias pohon kehidupan batang garing, seperti yang digambarkan pada seni visual masyarakat Dayak Ngaju. Disepanjang tepi bawah terdapat hiasan rumit yang banyak di temukan pada ukiran kayu di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Menurut metologi setempat, ragam hias tersebut berasal dari kehancuran batang garing yang menjelma menjadi alam semesta.

No inventaris :03.605

Ukuran :P.108 cm, L. 106 cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


7. KAIN SASIRANGAN (BAYAM RAJA MERAH)

Kain sasirangan bayam raja merah merupakan kain khas dari Kalimantan Selatan,kain ini dibuat khusus bagi mereka yang memiliki kehormatan atau dianggap memiliki martabat yang lebih tinggi Hal ini dapat terlihat dengan jelas dari motifnya yang mengandung makna leluhur yang bermartabat dan dihormati. 

Bentuk motif Bayam Raja terbentuk dari garis yang melengkung patah-patah dan disusun secara vertikal. Susunan seperti ini dijadikan sebagai pembatas antara bentuk motif utama dengan motif-motif lainnya.

No inventaris :03.606

Ukuran :P.208 cm, L. 108 cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


8. KAIN SASIRANGAN (BAYAM RAJA KUNING UNGU MERAH)

Kain sasirangan kuning merah ungu dengan Motif Bayam Raja ini menyerupai sayuran bayam yang banyak masyarakat Banjar konsumsi. Selain itu, motif ini melambangkan kesehatan dan tradisi yang harus warga suku Banjar lestarikan. Pembuatan kain ini tidak boleh sembarangan harus melewati persyaratan khusus berupa upacara selamatan.Pemberian warna nya harus di sesuaikan dengan kebutuhan.Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba) serta mengusir dan melindungi diri dari gangguan roh jahat.  Misalnya, warna kuning untuk menyembuhkan penyakit kuning, merah untuk sakit kepala atau insomnia, hijau untuk sakit lumpuh atau stroke, hitam untuk demam dan kulit gatal-gatal, ungu untuk sakit perut, serta coklat untuk penyakit kejiwaan atau stress.

No inventaris :03.3617

Ukuran :P.216 cm, L. 106 cm

Koleksi Museum Lambung Mangkurat-Kalimantan Selatan


9. BAHAN KAIN SASIRANGAN 




Pada mulanya bahan kain sasirangan menggunakan bahan dasar dari benang kapas atau serat kulit kayu. Seiring kemajuan teknologi, sasirangan dibuat dari bahan lain seperti sutera, satin, santung, balacu, kaci, polyster, hingga rayon.

Pewarnaannya semula menggunakan bahan-bahan alami. Misal, warna kuning didapat dari kunyit atau temulawak; merah berasal dari buah mengkudu, gambir, dan kesumba; hijau dari kabuau atau uar; ungu dari biji buah gandari; dan coklat dari kulit buah rambutan. Namun kini lebih banyak pengrajin menggunakan pewarna sintetis

No inventaris: TN

Ukuran : (Tahap 1)  P.112 cm,  L. 76cm; (Tahap 2)  P. 114cm , L. 52cm; (Tahap 3)  P. 93cm, L. 37cm; (Tahap 4) P. 86cm  L 9cm; (Tahap 5) P. 110cm, L 92cm.











Komentar

Postingan Populer