MUSEUM NUSA TENGGARA TIMUR
1. SELIMUT KECIL/BETI BAUN
Motif
buaya pada bidang selimut merupakan motif yang tercipta sejak zaman dahulu,
mengisyaratkan kepercayaan masyarakat, bahwa nenek moyang mereka berasal dari
buaya, Sang Penguasa sungai dan rawa- rawa. Simbolisasi ini melekat dalam
mitologi dan cerita-cerita rakyat, serta tertuang menjadi motif utama dalam
selembar kain tenun. Di samping motif tersebut, ada juga motif lain, seperti motif
ikan, kuda, dan ular. Tenunan ini terbuat dari bahan benang kapas dengan teknik
tenun ikat. Warna dasar biru dihasilkan dari bahan alami, yaitu campuran daunt
arum dan kapur sirih. Selimut kecil ini digunakan sebagai pembungkus lesung
(alat tumbuk padi dan jagung)
No
Inventaris : 03.1656
Ukuran
: P.196 cm, L. 37 cm
Koleksi
Museum Negeri Provinsi NTT
2. SELIMUT PRIA
Tenunan
dengan warna putih polos pad bidang tengah, merupakan khastenun yang berbentuk
selimut asal Amarasi-Kab. Kupang. Motif MAK’alif yang menjadi motif utama pada tenunan
Amarasi, mengisi kedua bidang yang mengapiti bidang putih polos.
No
Inventaris : TN
Ukuran
: P. 258 cm, L. 116 cm
Koleksi
Museum Negeri Provinsi NTT
3. SELIMUT / INGGI
Selimut
yang panjang dan lebar merupakan simbol bahwa si pemuda akan bertanggung jawab
terhadap gadis yang dinikahinya, anak- anak yang lahir dari perkawinannya.
Selimut ini menjadi simbol kehangatan, kenyamanan, dan perlindungan bagi
keluarga. Kain tenun Sumba Barat, umumnya berwarna dasar gelap, yaitu: hitam,
coklat dan biru. Warna-warna tersebut melambangkan pekerjaan pokok
masyarakatnya, sebagai petani sawah dan ladang. Mereka memiliki falsafah “
hidup dan kesejahteraan berasal dari tanah:. Motif garis-garis berbentuk
panjang-pendek (naik-turun) menggambarkan fluktuasi hidup, bahwasannya
masa-masa bahagia dan masa-masa sulit dialami silih berganti.
No
Inventaris : 03.1033/1715
Ukuran : P.258 cm, L. 91 cm
Koleksi Museum Negeri Provinsi NTT
4. SARUNG WANITA / UTANG GABAR
Utang
gabar merupakan tenunan khas etnis Sika dan Krowe di Kabupaten Sikka. Wilayah
penenunnya meliputi Sika, Lela, dan Nita. Sarung ini umumnya dipakai oleh para
gadis dan ibu-ibu muda dalam menghadiri acara-acara resmi dan upacara adat.
Dalam tradisi perkawinan adat, utang gabar dijadikan imbalan belis (mas kawin)
yang diberikan keluarga mempelai perempuan kepada keluarga mempelai laki-laki
pada waktu upacara hantaran mas kawin (belis). Sarung ini ditenun dari benang
kapas asli dengan teknik ikat dan pewarnaan secara tradisional. Motif-motif
yang tersirat pada bidang sarung dipengaruhi motif cinde/kain patola dari
India.
No
Inventaris : 03.118
Ukuran
: P. 306 cm, L. 81 cm
Koleksi
Museum Negeri Provinsi NTT
5. SARUNG WANITA / INI PARE, INE MBU
Motif
utama yang menghiasi bidang sarung diapresiasi dari suatu legenda masyarakat
Ende/Lio tentang terjadinya tumbuhan padi. Al kisah pada suatu ketika terjadi
kelaparan yang melanda seluruh Nusa. Melihat kenyataan inu, seorang wanita
titisan dewa bernama Ine Mbu merelakan diri untuk dipenggal oleh saudara
kandungnya. Daging tubuhnya dicincang dan disiram ke seluruh pulau. Dagingnya
berunah menjadi tumbuhan padi. Roh Ine Mbu dijuluki Ine Pare (Ibu Padi).
Motif-motif yang lainnya adalah pohon hayat, mamuli, dan kalajengking sebagai simbol
dunia bawah dan lambing kesuburan, serta kemakmuran. Sarung ini terbuat dari
benang kapas, teknik tenun ikat, dengan sistem pewarnaan tradisional. Dipkai
kaum perempuan pada upacara adat pertanian.
No
Inventaris : 03.110
Ukuran
: P. 166 cm, L. 129 cm
Koleksi
Museum Negeri Provinsi NTT
6. SARUNG WANITA / TAIS MAROBO
Bagi
masyarakat Beli di Pulau Timor, Tais Marobo adalah jenis sarung yang bernilai
tinggi. Seperti Sarung Timor pada umumnya, tenunan ini terdiri dari tiga
bagian: inan( bagian tengah ), Oan yaitu dua bagian yang mengapiti Inan. Motif
Buaya pada tenunan melambangkan dunia Arwah, dunia Magis, daln hal lainanya
yang berhubungan dengan dunia gaib. Tais Marobo biasanya dipakai untuk
membungkus jenazah ( sekarang sudah sangat jarang dipakai acara-acara penting)
No
Inventaris : 03.1975
Ukuran
: P. 134 cm, L. 114 cm
Koleksi
Museum Negeri Provinsi NTT
7. SARUNG LAKI-LAKI / PAKI PAHANG
Sarung laki-laki/Paki Pahang ini adalah sarung tenun yang memiliki banyak warna. Sarung ini memiliki panjang sekitar 133 cm dengan lebar 86 cm. Paki Pahang memiliki motif geometri berupa garis-garis horizontal, sarung ini memilliki warna yang cukup banyak dan menggunakan warna-warna yang terang sehingga memberikan kesan yang warna-warni yang indah.
No. Inventaris : 03.2718
Ukuran : P. 133cm, L. 86cm
Koleksi Museum Negeri Provinsi NTT
8. SARUNG TAIS MA BUNA
Sarung Tais Ma Buna memiliki motif flora dan elemen-elemen geometris. Selain digunakan sebagai perlengkapan hidup manusia, kain ini juga dapat digunakan sebagai penunjuk status sosial pada masyarakat. Kain-kain tenun yang paling tinggi nilainya diperlihatkan pada acara-acara perkawinan dan upacara adat lainnya. Dalam upacara perkawinan juga terjadi pertukaran kain-kain tenun adat dari pihak keluarga laki laki dengan pihak keluarga perempuan.
No. Inventaris : 03.374.2
Ukuran : P. 166cm, L. 137cm
Koleksi Museum Negeri Provinsi NTT
9. SELIMUT BESAR /MAU NAEK
Selimut besar/Mau Naek memiliki desain warna yang mencolok. Selimut ini menggunakan warna-warna terang seperti kuning, merah, biru dan hijau. Motif dari selimut ini adalah motif fauna serta ada tambahan elemen-elemen geometris pada bagian tengah dan ujung kainnya. Pada bagian ujung kain juga ada rumbai-rumbai dari benang yang dipilin.
No. Inventaris : 03.3742
Ukuran :
P. 215cm, L. 95cm
Koleksi Museum Negeri Provinsi NTT
Komentar
Posting Komentar